Segala puji hanya milik Allah SWT,
Tuhan Semesta Alam, Awal dan Akhir, Dhahir dan Bathin. Dan Shalawat dan Salam
sejahtera semoga senantiasa dilimpahkan kepada seorang Nabi yang Ummi,
Muhammad SAW, dan kepada para keluarganya serta sahabatnya, serta para Utusan
dan para Nabi.
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Mu’adz bin Jabal r.a. dari Ibnu Abbas
r.a. berkisah tentang Abu Murrah (iblis) yang mendatangi rasulullah SAW pada
suatu majelis pertemuan. Kedatangan iblis yang terkutuk ke majelis itu,
karena diperintahkan oleh-Nya.
Allah SWT memerintahkan iblis untuk memberikan penjelasan kepada Rasulullah
SAW perihal bagaimana Iblis menggoda, membujuk, merayu, dan merekayasa
anak-cucu Adam AS. Selain itu, iblis juga harus menjelaskan perihal apa saja
kesukaannya, siapa saja temannya, sekaligus kepada apa saja kebenciaannya,
dan siapa yang menjadi musuhnya.
Semua dijelaskan oleh iblis. Iblis terpaksa menjelaskan karena Allah SWT
mengancam -jika iblis berbohong dalam memberikan penjelasan kepada Rasulullah
SAW- maka Allah SWT akan menjadikannya debu yang bakal dihempaskan oleh angin
kencang. Ancaman Allah SWT itu membuat iblis takut, karena iblis merasa tidak
senang jika kehancurannya itu membuat musuh-musuhnya menjadi senang.
Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, Awal dan Akhir, Dhahir
dan Bathin. Dan Shalawat dan Salam sejahtera semoga senantiasa dilimpahkan
kepada seorang Nabi yang Ummi, Muhammad SAW, dan kepada para keluarganya
serta sahabatnya, serta para Utusan dan para Nabi.
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Mu’adz bin Jabal r.a. dari Ibnu Abbas
r.a. berkisah tentang Abu Murrah (iblis) yang mendatangi rasulullah SAW pada
suatu majelis pertemuan. Kedatangan iblis yang terkutuk ke majelis itu,
karena diperintahkan oleh-Nya.
Allah SWT memerintahkan iblis untuk memberikan penjelasan kepada Rasulullah
SAW perihal bagaimana Iblis menggoda, membujuk, merayu, dan merekayasa
anak-cucu Adam AS. Selain itu, iblis juga harus menjelaskan perihal apa saja
kesukaannya, siapa saja temannya, sekaligus kepada apa saja kebenciaannya,
dan siapa yang menjadi musuhnya.
Semua dijelaskan oleh iblis. Iblis terpaksa menjelaskan karena Allah SWT
mengancam -jika iblis berbohong dalam memberikan penjelasan kepada Rasulullah
SAW- maka Allah SWT akan menjadikannya debu yang bakal dihempaskan oleh angin
kencang. Ancaman Allah SWT itu membuat iblis takut, karena iblis merasa tidak
senang jika kehancurannya itu membuat musuh-musuhnya menjadi senang.
Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal r.a., dari Ibnu Abbas r.a. yang berkisah :
Kami bersama Rasulullah SAW dirumah salah seorang sahabat Anshar, dimana saat
itu kami ditengah-tengah jamaah.
Lalu ada suara orang memanggil dari luar.
“Wahai
para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian
butuh kepadaku”.
Rasulullah SAW bertanya kepada para jamaah,
“Apakah kalian tahu, siapa yang memanggil dari luar itu ?”.
Mereka menjawab,
“Tentu Alllah SWT dan Rasul-Nya lebih tahu”.
Lalu Rasulullah SAW menjelaskan, “ini adalah iblis yang terkutuk, semoga
Allah senantiasa melaknatnya”.
Kemudian Umar r.a. meminta izin kepada Rasulullah sembari berkata, “Ya
Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku untuk membunuhnya ?”.
Beliau Nabi SAW menjawab,
“bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk mahluk
yang tertunda kematiannya sampai batas waktu yang telah diketahui (hari
Kiamat) ?. Akan tetapi sekarang silahkan kalian membukakan pintu untuknya.
Sebab ia diperintahkan untuk datang kesini, maka pahamilah apa yang diucapkan
dan dengarkan apa yang bakal ia ceritakan kepada kalian”.
Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk ditengah-tengah kami.
Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Ia
berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda.
Kedua kelopak matanya terbelah keatas (tidak kesamping). Sedangkan kepalanya
seperti gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti
babi. Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau.
Ia datang sambil memberi salam.
“Assalamu’alaika ya Muhammad, Assalamu’alaikum ya jamaa’atal-muslimim ”.
Nabi SAW menjawab,
“Assalamu lillah ya la’iin
(Keselamatan hanya milik Allah wahai mahluk yang terkutuk).
Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluan tersebut
wahai iblis ? “.
“Wahai Muhammad, saya datang kesini bukan karena kemauanku sendiri, tapi saya
datang kesini karena terpaksa “, tutur iblis.
“Apa yang membuatmu terpaksa harus
datang kesini wahai mahluk terkutuk ?”, tanya Rasulullah SAW.
Iblis menjawab,
“ Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan Yang Maha
Agung, dimana utusan itu berkata kepadaku,
‘ Sesungguhnya Allah SWT memerintahmu untuk datang kepada Muhammad SAW
sementara engkau adalah mahluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberi
tahu kepadanya, bagaimana engkau menggoda dan merekayasa anak-cucu Adam AS,
bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Lalu engkau harus menjawab
segala apa yang ditanyakan Muhammad SAW dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan
Keagungan Allah SWT, jika engkau menjawab dengan bohong, sekalipun hanya
sekali, sungguh engkau akan Allah SWT jadikan debu yang bakal dihempaskan
oleh angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa senang ‘ .
Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang
diperintahkan kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau
sampai saya tidak menjawab dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa
senang atas musibah yang bakal saya terima. Sementara tidak ada beban yang
lebih berat bagiku daripada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang
menimpa diriku “ .
Rasulullah SAW mulai melemparkan pertanyaan kepada iblis,
“Jika engkau bisa menjawab dengan
jujur, maka coba ceritakan kepadaku, siapa orang yang paling engkau benci ?
“.
Iblis menjawab dengan jujur,
“ Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian
orang-orang yang mengikuti agamamu “.
“Lalu siapa lagi yang palimg engkau
benci ? “, tanya Rasulullah SAW.
“Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada
Allah SWT “, jawab iblis.
“Siapa lagi ? ”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang alim yang wara’ (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar “, jawab
iblis.
“Siapa lagi ? ”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats
besar, kecil, dan najis) “, tutur iblis.
“Siapa lagi ? ”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan
kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan penderitaan
yang dialaminya”, jawab iblis.
“Lalu dari mana engkau tahu kalau ia bersabar ? “,tanya Rasulullah SAW.
“Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada
mahluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah SWT tidak akan
mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar “, jelas
iblis.
“Lalu siapa lagi wahai iblis ? “ ,
tanya Rasulullah SAW.
“Orang kaya yang bersyukur”, tutur iblis.
“Lalu apa yang bisa memberi tahu
kepadamu, bahwa ia bersyukur ? “,tanya Rasulullah SAW.
“Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan
dan kemudian disalurkan pada tempatnya”, tutur iblis.
“Bagaimana kondisimu apabila ummatku menjalankan shalat ? “, tanya Rasulullah
SAW.
“Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar “, jawab iblis.
“Mengapa wahai mahluk yang terkutuk ?
“, tanya Rasulullah SAW.
“Sesunguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah SWT sekali sujud,
maka Allah SWT akan mengangkat satu derajat (tingkat). Apabila mereka
berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka
menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila mereka membaca
Al-Qur’an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan
dengan api. Apabila mereka bersedekah maka seakan-akan orang yang bersedekah
tersebut mengambil kapak lalu memotong saya menjadi dua “’ jawab iblis.
“Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis) ? “, tanya Rasulullah SAW.
“sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan ;
Dengan sedekah itu, Allah SWT akan menurunkan keberkahan dalam hartanya,
menjadikan ia disenangi dikalangan mahluk-Nya.
Dengan sedekah itu pula Allah SWT akan menjadikan suatu penghalang antara
neraka dengannya,
dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit “, tutur iblis
menjelaskan.
“Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu
Bakar ? “, tanya Rasulullah SAW.
“Ia sewaktu Jahiliyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam
Islam “, tutur iblis.
“Bagaimana dengan Umar bin Khaththab ? “,tanya Rasulullah SAW.
“Demi Allah SWT , setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya
“, jawab iblis.
“Bagaimana dengan Utsman ? “ , tanya Rasulullah SAW.
“Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya “,
jawab iblis.
“Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib ? “, tanya Rasulullah SAW.
“Andaikan saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia
meninggalkanku dan saya pun meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah
melakukan hal itu samasekali “’ tutur iblis.
“Segala puji bagi Allah SWT yang telah
menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang
ditentukan “, tutur Rasulullah SAW.
“Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya
senantiasa hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang telah ditentukan.
Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap ummatmu, sementara saya bisa
masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak
melihatku.
Demi Tuhan yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada
hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat).
Sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang
alim, yang awam maupun yang bisa membaca Al-Qur’an, yang nakal maupun yang
rajin beribadah,
kecuali hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis (murni) “, tutur iblis.
“Siapa menurut engkau hamba-hamba
Allah SWT yang mukhlis itu ? “’ tanya Rasulullah SAW.
Iblis lalu menjawab dengan panjang lebar,
“Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa murni
karena Allah SWT.
Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan dinar, serta
tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang mukhlis karena
Allah, lalu saya tinggalkan.
Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian, sedangkan
hatinya selalu bergantung pada kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan
lebih taat kepadaku daripada orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta itu termasuk dosa
yang paling besar ?.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan adalah
termasuk dosa yang paling besar ?.
Apakah engkau tidak tahu, saya memiliki tujuh puluh ribu anak, sedangkan
setiap anak dari jumlah tersebut memiliki tujuhpuluh ribu setan.
Diantara mereka ada yang sudah saya tugaskan untuk menggoda ulama.
Ada yang saya
tugaskan untuk menggoda para pemuda.
Ada yang saya
tugaskan untuk menggoda orang-orang yang sudah tua.
Anak-anak muda bagi kami tidak masalah.
Sedangkan anak-anak kecil lebih mudah kami permainkan sekehendak saya.
Diantara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang
tekun beribadah.
Dan ada juga yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang zuhud.
Mereka keluar-masuk dari kondisi ke kondisi lain, dari satu pintu ke pintu
lain, sehingga mereka berhasil dengan menggunakan cara apapun.
Saya ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam hatinya, sehingga mereka
beribadah kepada Allah dengan tidak ikhlas, sementara mereka tidak merasakan
hal itu.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa Barshish seorang rahib (pendeta) yang berbuat ikhlas karena Allah
selama tujuh puluh tahun, sehingga dengan doanya ia sanggup menyelamatkan
orang-orang yang sakit. Akan tetapi saya tidak berhenti menggodanya sehingga
ia sempat berbuat zina dengan seoarng perempuan, membunuh orang dan mati
dalam kondisi kafir ?.
Inilah yang disebutkan oleh Allah SWT dalam kitab-Nya dengan firman-Nya :
“(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia
berkata kepada manusia : ‘Kafirlah kamu’ , maka tatkala manusia itu telah
kafir ia berkata, ‘sesungguhnya aku cuci tangan darimu, karena sesungguhnya
aku takut kepada Allah, Tuhan Semesta Alam”. (QS.Al-Hasyr:16).
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa kebohongan itu dari saya, saya adalah yang berbohong pertamakali.
Orang yang berbohong adalah temanku.
Barangsiapa bersumpah atasnama Allah dengan berbohong maka ia adalah
kekasihku.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan atasnama Allah,
“Bahwa saya akan memberi nasihat kepada kalian berdua’.
Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku.
Sedangkan menggunjing dan mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku.
Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku dan kesenanganku.
Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan istrinya (talak) maka hampir tidak
akan bisa selamat, sekalipun hanya sekali.
Andaikan itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan
kata-kata tersebut, istrinya akan menjadi haram.
Kemudian dari pasangan tersebut menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat
nanti yang semuanya hasil dari anak-anak zina.
Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.
Wahai Muhammad,
sesungguhnya diantara ummatmu ada orang yang menunda-nunda shalatnya dari waktu
ke waktu.
Ketika ia hendak menjalankan shalat maka saya selalu berada padanya dan
menggangu sembari berkata kepadanya, ‘Masih ada waktu, teruskan engkau sibuk
dengan urusan dan pekerjaan yang engkau lakukan’ .
Sehingga ia menunda shalatnya, dan kemudian shalat diluar waktunya.
Akibatnya dengan shalat yang dikerjakan diluar waktunya itu akan dipukul di
kepalanya.
Kalau saya merasa kalah,
maka saya mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan manusia yang akan
menyibukkan waktunya.
Kalau dengan usaha itu saya masih kalah,
maka saya tinggalkan sampai ia menjalankan shalat.
Ketika dalam shalatnya saya berkata kepadanya, ‘Lihatlah ke kanan dan ke kiri
’.
Akhirnya ia melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya usap dengan tangan
saya.
Kemudian saya menghadap didepan matanya sembari berkata, ‘engkau telah
melakukan apa yang tidak akan menjadi baik selamanya’.
Wahai Muhammad,
engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam shalatnya, Allah akan
memukul kepalanya dengan shalat tersebut.
Kalau dalam shalat ia sanggup mengalahkan saya, sementara ia shalat
sendirian,
maka saya perintahkan untuk tergesa-gesa.
Maka ia mengerjakan shalat seperti ayam yang mencocok benih-benih untuk
dimakan dan segera meninggalkannya.
Kalau ia sanggup mengalahkan saya, dan shalat berjamaah,
maka saya kalungkan rantai dilehernya.
Ketika ia sedang ruku’ saya tarik kepalanya keatas sebelum imam bangun dari
ruku’ dan saya turunkan sebelum imam turun.
Wahai Muhammad,
engkau tahu, bahwa orang yang melakukan shalat seperti itu, maka batal
shalatnya,
dan di hari Kiamat nanti Allah akan menyalin kepalanya dengan kepala keledai.
Kalau dengan cara tersebut saya masih kalah,
maka saya perintahkan meremas-remas jari-jemarinya sehingga bersuara,
sedangkan ia sedang shalat, karenanya ia termasuk orang-orang yang bertasbih
kepadaku padahal ia sedang shalat.
Kalau dengan cara tersebut masih juga tidak mempan,
maka saya tiup hidungnya sehingga ia menguap, sementara ia sedang shalat.
Kalau ia tidak menutupi mulutnya dengan tangannya maka setan masuk kedalam
perutnya, sehingga ia semakin rakus dengan dunia dan berbagai perangkapnya.
Ia akan selalu mendengar dan taat kepadaku.
Bagaimana ummatmu bisa bahagia wahai muhammad,
sementara saya memerintah orang-orang miskin untuk meninggalkan shalat,
dan saya berkata kepadanya, ‘Shalat bukanlah kewajiban kalian, shalat hanya
kewajiban orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah’.
Saya pun berkata kepada orang yang sakit,
‘Tinggalkan shalat, karena shalat bukanlah kewajibanmu. Shalat hanyalah
kewajiban orang-orang yang diberi nikmat kesehatan. Sebab Allah sudah
berfirman, ‘...dan tidak apa-apa bagi seorang yang sedang
sakit...’(QS.An-Nur:61).
Kalau engkau sudah sembuh baru melakukan shalat.
Akhirnya ia mati dalam kondisi kafir.
Apabila ia mati dengan meninggalkan shalat ketika sedang sakit, maka ia akan
bertemu Allah dengan dimurkai.
Wahai Muhammad,
jika saya menyimpang dan berdusta kepadamu, maka hendaknya engkau memohon
kepada Allah agar saya dijadikan debu yang lembut.
Wahai Muhammad,
apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap ummatmu,
sementara saya bisa memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar dari
Islam ? “.
Kemudian Rasulullah SAW meneruskan pertanyaannya,
“Wahai mahluk yang terkutuk, siapa
teman dudukmu ? “.
“Orang-orang yang suka makan riba”, jawab Iblis.
“Lalu siapa teman dekatmu ? “, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang berzina”, jawab Iblis.
“Siapa teman tidurmu ?”, tanya
Rasulullah SAW.
“Orang yang mabuk ”, jawab Iblis.
“Siapa tamumu ? “ , tanya Rasulullah SAW.
“Pencuri”, jawab Iblis.
“Siapa utusanmu ? “,tanya Rasulullah SAW.
“Tukang sihir “, jawab Iblis.
“Apa yang menyenangkan pandangan matamu ? “, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang bersumpah dengan talak”, jawab Iblis.
“Siapa kekasihmu ? ‘, tanya Rasulullah
SAW.
“Orang yang meninggalkan shalat Jum’at “, jawab Iblis.
“Wahai mahluk yang terkutuk, apa yang
mengakibatkan punggungmu patah ? “, tanya Rasulullah SAW.
“Suara ringkik kuda untuk berperang membela agama Allah SWT “ , jawab Iblis.
“Apa yang membuat hatimu panas ? “, tanya Rasulullah SAW.
“Banyak beristighfar kepada Allah, baik di malam hari maupun di siang hari”,
jawab Iblis.
“Apa yang membuatmu merasa malu dan
hina ? “, tanya Rasulullah SAW.
“Sedekah secara rahasia”, jawab Iblis.
“Apa yang menjadikan matamu buta ? “, tanya Rasulullah SAW.
“Shalat diwaktu sahur”, jawab Iblis.
“Apa yang dapat mengendalikan kepalamu ? “, tanya Rasulullah SAW.
“Memperbanyak shalat berjamaah”, tutur Iblis.
“Siapa orang yang paling membahagiakanmu ? “, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang sengaja meninggalkan shalat”, tutur Iblis.
“Siapa yang paling celaka menurut engkau ? “, tanya Rasulullah SAW.
“Orang-orang yang kikir”, jawab Iblis.
“Apa yang paling menyita pekerjaanmu ? “, tanya Rasulullah SAW.
“Majelis orang-orang alim”, jawab Iblis
“Bagaimana cara engkau makan ? “,
tanya Rasulullah SAW.
“Dengan tangan kiriku dan jari-jemariku”, jawab Iblis.
“Dimana engkau mencari tempat berteduh
untuk anak-anakmu diwaktu panas ?”, tanya Rasulullah SAW.
“Dibawah kuku manusia”, jawab Iblis.
“Berapa kebutuhan yang pernah engkau
minta kepada Tuhanmu ? “, tanya Rasulullah SAW.
“Sepuluh macam” , jawab Iblis.
“Apa saja itu wahai mahluk terkutuk ?
“, tanya Rasulullah SAW.
Iblis pun menjawab :
“Saya meminta-Nya agar saya bisa berserikat dengan anak-cucu Adam dalam harta
kekayaan dan anak-anak mereka.
Akhirnya Allah mengizinkanku berserikat dalam kelompok mereka.
Itulah maksud firman Allah SWT :
‘Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah
mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan
tipuan belaka’. (QS.Al-Isra’:64).
Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya.
Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta
yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika
bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh.
Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku.
Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang
tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya.
Itulah maksud firman Allah SWT :
‘Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan
kaki’. (QS.Al-Isra’:64).
Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar
mandi.
Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku.
Saya memohon agar saya punya Al-Qur’an, maka syair adalah Al-Qur’anku.
Saya memohon agar saya punya adzan, maka terompet adalah penggilan adzanku.
Saya memohon kepada-Nya agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk
adalah tempat tidurku.
Saya memohon agar saya memiliki teman-teman yang menolongku, maka kelompok
Al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku.
Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang
menginfakkan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku.
Itulah maksud firman Allah SWT :
‘Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan
itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya’. (QS.Al-Isra’:27) ”.
Rasulullah SAW berkata kepada Iblis,
“Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat
dari Kitab Allah tentu aku tidak akan membenarkanmu”.
Lalu Iblis berkata lagi,
“Wahai Muhammad,
saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam, sementara
mereka tidak bisa melihatku.
Kemudian Allah menjadikan aku bisa mengalir melalui peredaran darah mereka.
Diriku bisa berjalan kemanapun sesuai kemauan diriku dan dengan cara
bagaimana pun. Kalau saya mau dalam sesaat pun bisa.
Kemudian Allah berfirman kepadaku: ‘Engkau bisa melakukan apa saja yang kau
minta’.
Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari Kiamat.
Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada orang yang
mengikutimu.
Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari Kiamat”.
Iblis melanjutkan lagi,
“Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah.
Ia akan kencing di telingan seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan sjalat
Atamah (Isya’).
Andaikan tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur terlebih dahulu
sebelum menjalankan shalat.
Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi.
Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan (ibadah) dengan rahasia dan
ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan
dipamerkan ditengah-tengah manusia, sehingga semua manusia tahu.
Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala.
Sehingga yang tersisa hanya satu pahala. Sebab setiap ketaatan yang dilakukan
secara rahasia akan diberi seratus pahala.
Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal.
Dimana ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang berada di
majelis pengajian dan ketika khatib sedang berkuthbah.
Sehingga mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak bisa mendengarkan apa
yang dibicarakan para ulama. Mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala
sedikitpun untuk selamanya”.
Iblis melanjutkan lagi,
“Setiap kali ada perempuan keluar mesti ada setan yang duduk di pinggulnya.
Ada pula yang
duduk di daging yang mengelilingi kukunya.
Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya.
Kedua setan itu kemudian berkata kepadanya, ‘Keluarkan tanganmu’.
Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan
nodanya”.
Iblis melanjutkan lagi,
“Wahai Muhammad,
sebenarnya saya tidak bisa menyesatkan sedikit pun.
Akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi.
Andaikan saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak
membiarkan segelintir manusia pun di muka bumi ini yang masih sempat
mengucapkan dua kalimat Syahadat, ‘Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad
adalah Utusan-Nya’. Tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa.
Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak untuk memberikan hidayah
sedikit pun kepada siapa saja.
Akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanat dari Allah.
Andaikan engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu
engkau tidak akan membiarkan segelintir orang kafir pun di muka bumi ini.
Engkau hanyalah sebagai argumentasi (Hujjah) Allah SWT terhadap makhluk-Nya.
Sementara saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah
dicap oleh Allah sebagai orang celaka.
Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh
Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang
dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya”.
Rasulullah SAW kemudian membacakan firman Allah SWT :
“ Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia ummat yang satu,
tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi
Rahmat oleh Tuhanmu’.
(QS.Hud:118-119).
Kemudian beliau Nabi SAW melanjutkan dengan firman Allah SWT :
“ Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku”.
(QS.Al-Ahzab:38).
Lantas Rasulullah SAW berkata lagi kepada iblis,
“ Wahai Abu Murrah (iblis), apakah engkau masih mungkin bertobat dan kembali
kepada Allah, sementara saya akan menjaminmu masuk surga”.
Iblis menjawab,
“Wahai Rasulullah,
Ketentuan telah memutuskan dan Qalam pun telah kering dengan apa yang terjadi
seperti ini hingga hari Kiamat nanti.
Maka Maha Suci Allah Yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan
Khathib para penduduk Surga.
Dia telah memilih dan mengkhususkan dirimu.
Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang celaka dan
Khatib para penduduk Neraka.
Saya adalah mahluk yang celaka lagi terusir.
Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu, dan saya mengatakan
sejujurnya “.
|
No comments:
Post a Comment