Girls, Yuk Kita Berjilbab!
Jilbab bagiku adalah kewajiban dan selamanya akan menjadi
kewajiban bagi siapapun yang merasa bahwa dirinya adalah perempuan. Terlebih
jika ia telah akil baligh.
Namun tak semudah itu, lihatlah!
Mereka (para wanita) masih begitu banyak yang mengumbar
auratnya. Bahkan mereka bangga mempertontonkan lekuk tubuhnya. Tak ada rasa
malu sedikitpun.
Tengoklah ke belakang dan lihatlah saat ini!
Lihatlah bagaimana karakteristik seorang wanita sebelum
datangnya islam. Mereka dikala itu tak ubahnya makhluk kotor yang tak pernah
ada harganya di mata orang lain. Mereka malu jika melahirkan seorang anak
perempuan, lalu hilanglah naluri mereka sebagai manusia, hingga mereka tega
membunuh hidup-hidup bayi perempuan yang tak berdosa. Tak sampai disitu, mereka
(para perempuan) hanya dianggap sebagai pemuas seksual semata. Lalu apa
hubungannya dengan jilbab?. Dulu, sebelum datang cahaya islam, mereka (para
wanita) jelas tidak mengenakan jilbab sehingga banyak alasan mengapa seorang
perempuan tak ubahnya makhluk yang kotor yang hanya dijadikan pemuas seksual
semata. Mereka tidak tahu bagaimana ia harus menjaga firtahnya sebagai
perempuan, mereka pula tak tahu posisi seorang perempuan dimata laki-laki,
dimata suami, keluarga bahkan lingkungannya. Mereka perempuan tumbuh kembang
dalam situasi jahiliyah yang tak tahu aturan untuk bertingkah layaknya
perempuan islam.
Kemudian lihatlah ketika Rasulullah saw datang membawa
risalah, membawa cahaya islam di tengah-tengah masyarakat jahiliyah, khususnya
kaum perempuan. Islam telah membawa keseimbangan dalam kehidupan, islam telah
memperbaiki yang rusak kala itu. Islam lah yang telah memuliakan perempuan. Ia
dihargai, ia bukanlah makhluk kotor seperti dulu.
Banyak sekali persamaan-persamaan hak dan kewajiban seorang
perempuan dan laki-laki dalam pandangan islam namun fungsi lah yang berbeda.
“ Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kakum perempuan,
oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian
yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian
dari harta mereka. sebab itu, maka wanita yang shalih ialah yang taat kepada
Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara mereka...” (QS. An-Nisaa’ [4]:34)
Dengan datangnya islam, datang pula suatu firman Allah swt
yang membuat wanita lebih terhormat dimata dunia dan tentu dimata Allah swt,
yaitu perintah untuk menghulurkan jilbabnya agar mereka mudah dikenal dan tak
mudah untuk diganggu.
Lihatlah firman Allah swt dalam QS. Al-Ahzaab [33]:59
“ Wahai Nabi! Katakanlah kepada isrti-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “ Hendaklah mereka menutupkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” yang demikian itu agar mereka lebih mudah
untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang.”
Tapi cobalah tengok bagaimana perempuan saat ini???
Wanita saat ini tak ubahnya seperti wanita jahiliyah dulu.
Mereka tega menjatuhkan harga dirinya setelah islam datang, setelah islam
memuliakannya. Lalu dimanakah keislaman seoarang perempuan saat ini?
Mereka lebih suka dengan kehidupan barat yang saat ini
berlalulalang dalam kehidupannya. Perilaku yang konsumtif telah mengubah
paradigma mereka, ga ngetren lah, ga gaul lah, ketinggalan zaman lah dan lain
sebagainya.
Westrenisasi memang tak mudah untuk kita hindari, hanya
dengan menumbuhkan iman dan taqwa lah kita mampu untuk menghindarinya. Tak
dapat dibayangkan jika iman telah hilang dalam diri kita, akankah kita masih
punya rasa malu???
Enggannya wanita untuk berjilbab kadang tak masuk akal,
padahal ayat Allah telah jelas menuliskan apa yang harus kita lakukan, bahkan
di era modern saat ini tak sulit untuk kita mencari buku-buku tentang kehidupan
muslimah dan kewajibannya termasuk untuk bertudung.
Mereka seolah-olah
menutup mata, telinga bahkan hatinya untuk meraih ilmu Allah. Mereka
selalu berdalih ketika dibacakan ayat-ayat Allah yang memerintahkan untuk
bertudung. Dan mungkin seperti itu pula lah aku dahulu.
Suatu hari, ketika perkuliahan dimulai aku tak sengaja
berbincang dengan seorang teman. Ia bertanya padaku tentang jilbab yang terikat
dileherku. Kenapa kamu pake jilbab? Kenapa kamu pake jilbab panjang-panjang? Di
suruh siapa kamu berjilbab? Dan serentetan pertanyaan lainnya terlontar dari temanku
itu.
Mudah sekali bukan untuk menjawabnya? Lalu aku jawab dengan
enteng, “yang namanya pake jilabab itu wajib karena Allah bukan karena siapapun
kecuali atas nama Allah, dan kalau ada jilbab yang lebih baik, kenapa enggak!”,
seolah tak percaya kemudian ia bertanya tentang kisahku dan bercerita tentang
ketidaksiapannya untuk memperbaiki tudungnya.
Dulu aku mengenal tudung saat aku masih kecil, aku lupa
berapa tahun usia ku saat iru, aku selalu merasakan kesejukan , ketentraman dan
keanggunan bahkan ketakwaan lah yang terpancar jika aku melihat seorang
perempuan bertudung yang berlalulalang dalam keseharianku, kapanpun itu dan
siapapun itu. Dari perasaan itu timbul keinginanku untuk mencoba mengenakan
tudung berwarna jingga yang kumiliki satu-satunya saat itu. Saat kutengok wajah
di cermin, aku berpikir “betapa cantiknya aku”.
Tetapi sangat disayangkan, aku hanya sampai pada tahap
mencoba saja dan menyukainya. Aku tak paham arti dari wajibnya behijab, aku tak
tahu pula arti dari kesejukan, keanggunan, ketentraman dan ketakwaan yang
tercermin di dalamnya yang selama itu ku kagumi.
Perjalanan pun dimulai. Penyesalan demi penyesalan hadir di
benakku yang sampai saat ini ku buka kembali untuk menuliskan kisahku ini. Saat
usiaku beranjak 12 tahun, saat itu pula aku memulai untuk mengikatkan jilbab di
leherku dan berharap terikat selama-lamanya. Tapi harapan tinggalah harapan.
Ternyata aku hanya mampu mempertahankannya dalam waktu dua tahun saja.
Bodohnya aku yang telah melihat keburukan seorang yang
bertudung tapi tak seindah akhlak yang ia tebarkan. Dan dengan alasan seperti
itulah akal pikiranku rusak. Dengan alasan aku takut seperti itu, aku takut
seburuk itu. Aku mulai berpikir bahwa yang terpenting adalah hati, yang penting
adalah cukup menjadi orang baik. Entah baik menurut pandangan siapa, yang pasti
tak baik dipandang oleh Allah. Padahal bukankah dosa orang lain tak kan pernah
di tanggung oleh diri kita, begitu pun sebaliknya. Tapi itu lah aku yang bodoh.
Tapi ternyata Allah tak membiarkanku begitu saja. Dia telah
mengembalikanku pada jilbabku dalam waktu dua tahun pula. Sejak saat itu dan
sampai pada keadaanku saat ini Ia telah mematapkanku dengan ilmu-Nya. Ia telah
menghantarkanku ke sini beserta orang-orang yang dicintai-Nya. Ia telah
menghantarkanku pada sebuah kebenaran mutlak yang datang dari-Nya pula. Dan aku
mengenakan jilbab ini bukan atas dasar alasan siapapun melainkan alasan
atas-Nya. Bukan karena orang tua, bukan pula karena “seseorang”, dan bukan pula
keinginanku untuk dianggap baik oleh orang lain, tapi karena Allah lah yang
telah mengalirkan keyakinan dalam hatiku.
Maha Suci Engkau Ya Allah
Segala Puja dan Puji hanya untuk-Mu
Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Engkau dan
Muhammad sebagai utusan-Mu
Ku mohonkan ampunan-Mu atasku dan aku bertaubat kepada-Mu
Setelah berbagi kisah, aku bertanya padanya. Bagaimana
dengan jilbabmu?, seketika ku lontarkan kalimat itu.
Astagfirullah
Penyesalan yang selama itu menghantiku dan berharap apa yang
terjadi padaku tak mahu siapapun mengalaminya. Tak dapat kuduga, persis seperti
kisahku. Ternyata kebanyakan seorang perempuan enggan mengenakan tudungnya
adalah dengan melihat keburukan orang lain terlebih dahulu dan mengaktifkan
pikiran dengan berbagai alasan lainnya.
Temanku yang malang semoga Allah mengalirkan hidayah padamu.
Semoga engkau lekas membenahi dirimu dengan jilbabmu kembali.
Semoga kisah aku dan temanku bisa menjadi cerminan untukmu.
Jilbab bukanlah sebagai hiasan belaka, jilbab bukanlah
sebagai tanda keelokan dan keanggunan saja. Melainkan lebih dari itu.
Allah mewajibkan hambanya (wanita) untuk berjilbab adalah
untuk kebaikan wanita itu sendiri. Betapa sayangnya Ia kepada makhluk seperti
kita sehingga Ia telah mengatur apa yang terbaik untuk makhluknya.
Banyak sekali manfaat yang kita dapat dari mengenakan jilbab
yang kadang tidak kita sadari. Berikut
ku tuliskan manfaat jilbab yang kita kenakan di lihat dari Qur’an dan
Sains
1. Selamat dari
azab Allah
Dari Abu Hurairah ra. Berkata: Rasulullah saw bersabda “ ada
dua golongan ahli neraka yang aku pernah melihatnya, yaitu kaum laki-laki
memegang cemeti bagaikan ekor sapi yang dipukulkan kepada orang lain dan
perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala
mereka seperti punuk-punuk unta yang miring. Mereka tidak bisa masuk surga dan
tidak bisa merasakan baunya, padahal bau surga itu sebenarnya dapat dirasakan
dari jarak sekian, sekian.” (HR ahmad
dan Muslim)
2. Terhindar
dari pelecehan
“Sepeninggalku tak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi
laki-laki daripada wanita.” (HR. Bukhari)
Saat ini banyak sekali perempuan yang menjadi korban
pelecehan seksual oleh kaum laki-laki, bahkan tidak memperdulikan tempat. Aksi
ini bahkan mereka lakukan di tempat-tempat umum.
3. Melihara
kecemburuan laki-laki
“Allah itu cemburu dan orang beriman juga cemburu.
Kecemburuan Allah adalah apabila seorang mukmin menghampiri apa yang
diharamkan-Nya.” (HR. Muslim)
Sifat cemburu yang Allah berikan kepada Laki-laki adalah
agar mereka menghargai seorang wanita yang telah menjadi mahramnya.
4. Seperti
bidadari surga
“Dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang menundukkan
pandangannya, mereka tak pernah disentuh seorang manusia atau jin pun
sebelumnya.”
(QS. Ar-Rahman: 56)
“Mereka laksana permata yakut dan marjan.” (QS. Ar-Rahman:
58)
“Mereka laksan telur yang tersimpan rapi.” (QS.
Ash-Shaffaat: 49)
5. Mencegah
penyakit kanker kulit
Kanker adalah penyakit yang menyebabkan sebagian sel tubuh
berubah sifatnya. Kanker kulit adalah tumor-tumor yang terbentuk akibat
kekacauan dalam sel yang disebabkan oleh penyinaran, zat-zat kimia, dan
sebagainya. Banyaknya penyakit kulit ini disebabkan oleh sinar matahari secara
langsung yang terkena kulit, terutama sinar UV. Sinar UV adalah sinar tak
nampak yang merupakan bagian dari energi yang dipancarkan matahari. Sinar ini
memiliki tiga panjang gelombang yang berbeda, yaitu A, B, dan C.
- Gelombang A (315-400 nm) menyebabkan kulit terbakar (sunburn)
- Gelombang B (280-315 nm) menyebabkan kanker kulit setelah terkena sinar mata hari bertahun-tahun
- Gelombang C (150-280 nm) yang merupakan gelombang sinar paling berbahaya dan mematikan, biasa digunakan dalam sterilisasi karena kemampuannya membunuh bakteri dan virus
Nah dengan menggunakan jilbab tentunya jilbab ini mencegah
kontak langsung antara kulit dengan sinar matahari sehingga kulit kita
terlindung dari bahaya.
6. Mencegah
penuaan dini
Penuaan adalah proses alamiah yang pasti dialami oleh semua
orang yaitu lambatnya proses pertumbuhan dan pembelahan sel-sel dalam tubuh.
Gejala-gejala penuaan antara lain adalah rambut memutih, kulit keriput, dan
lain-lain.
Penyebab utama gejala penuaan adalah sinar matahari. Sinar
matahari memang sangat penting bagi pembentukan vitamin D yang berperan
terhadap kesehatan kulit. Namun, secara ilmiah dapat dijelaskan bahwa sinar
matahari merangsang melanosit (sel-sel melanin) untuk mengeluarkan melanin,
akibatnya rusaklah jaringan kolagen dan elastin. Jaringan kolagen dan elastin
ini berperan penting dalam menjaga keindahan dan kelenturan kulit.
Lalu nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kau dustakan?
Created By : Izzatun Zannah

No comments:
Post a Comment